Description
Jasmerah! Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitu pesan Bung Karno. Sejarah hakikatnya adalah ilmu tentang manusia dalam dimensi perlintasan waktu. Dengan mempelajarinya kita dapat mengambil pemaknaan sebagai hikmah terbaik. Demikian pentingnya sejarah, sampai-sampai Cicero pernah berkata di hadapan Senat Romawi berabad-abad lalu. “Jika kit
tidak tahu apa yang terjadi sebelum kita lahir, berarti kita tetap anak kecil.” Agustus adalah bulan penuh momentum bersejarah bagi Indonesia. Tonggak proklamasi kemerdekaan berdirinya Republik ini.
Sejarah dan kemerdekaan terkait dengan kisah-kisah tentang kepahlawanan yang seiring waktu menjadi bagian konstruksi zaman. Baru saja kita menyambut gembira para atlet olahraga yang bertanding di Olimpiade Tokyo. Mereka adalah pahlawan masa kini. Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 tahun ini dirayakan dalam kondisi yang tidak benar-benar merdeka. Masih ada ‘perang besar’ yang tengah dihadapi bangsa ini. Perang melawan wabah yang berkobar sejak setahun lalu. Hingga kini, perang masih berlangsung. Belum ada tanda-tanda kemenangan. Kita belum sepenuhnya merdeka, karena kebebasan fisik dibatasi oleh sejumlah regulasi. Seluruh denyut aktivitas ‘kehidupan’ mengalami perlambatan. Taat dan patuh kepada protokol kesehatan, adalah kemewahan. Sebuah bentuk dari sikap kepahlawanan. Bangsa ini akan terus membutuhkan sikap kepahlawanan. Pahlawan yang lebih dari sekadar super hero imajinatif. Bukan pula figur yang hadir lewat baliho-baliho dekoratif. Atau, cerita dongeng sumbangan Rp2 triliun yang diikuti sejumlah ‘pahlawan kesiangan’. Setiap orang bisa menjadi pahlawan bagi dirinya. Dalam setiap babakan sejarah perjalan bangsa ini, setiap tantangan dan cobaan akan melahirkan pahlawan-pahlawan baru. Tapi, bukan pahlawan kesiangan.
Reviews
There are no reviews yet.